Rabu, 24 Oktober 2012

My Lovely Circle and My Lovely Murabbiyah :)


hehe.. mgkn itu pengalaman hari ini.. sbnrnya tdk terlalu "spesial" bagi yg tdk mengalami lgsg tp amat spesial bagi saya.. trimakasih :) #22
semua MR sama spesial dan sama hebatnya menurut sy, ini hnya sdkt menggambarkan pngalaman hr ini dan sosok beliau yg sbnrnya MR baru sy #21
begitu jg mgkn teman2 yg lain, sy yakin mereka merasakan hal yg sama.. jg mgkn binaan beliau di luar "lingkaran" km #20
hmpphhh MR km ini sper sekaliii.. sy pribadi terus terang begitu mengagumi beliau, prtama berjumpa sy sdh "jatuh hati" pd beliau #19
ouh iya 1 lg, krn liqo diadain di rmh beliau, jadilah setiap km liqo' slalu merepotkan beliau, ada aja minuman atau makanan yg disiapin #18
padahal kadang beliau kadang belum masak untk makan malam suaminya, belum lg beresin rmhnya.. #18
kita ber7 smntara motor cuma ada 3, jdlah si kk yg hrs mengantarkan kami lg.. huhuh baiknya MR kami ini  #17
plg liqo'an msh harus ngajar privat lg heheh *curcol yg ini mah* jdlah km lgsg pamit plg, tp trnyata motor yg mau ditumpangi krg jmlhnya #16
stelah slesai sholat, km berniat lgsg pamit plg, slain krn udah malem, mgkn dr kami msh ada yg pnya kegiatan lain, sprt sy cnthnya #15
makanya kami agak antisipasi sebenernya.. hehe #14
tp ternyata suaminya plg lbh cepat, pas kami mau sholat maghrib di msjd deket rmh si kk, suaminya udah dluan muncul disitu #13
kami yg di dalem pun lgsg menghela nafas *rada lebay* haha soalnya prnh wktu itu kata si kk suaminya plg mnjelang isya jg #12
dan eng ing eng,ternyata yg plg bknlah suami si kk tp tetangga sebelahnya, dgn bijak si kk blg "abg plgnya agak lama kog,nnt mau isya" #11
lanjut.. dgn inisiatif sendiri dan menyambut kepulangan sang suami, si kk pun ke depan melihat apakah memank suaminya yg plg #10
Maklum akhwat, rada ribet yg mau disiapin, yah jilbabnya, manset tangannya, kaos kakinya, jd begitu tau diburu2 pd histeris hahahah #9
Krn, ngeliat kita histeris, teman2 yg lain yg msh gantian ngambil wudhu ikutan panik dan histeris, "gmna ini gmna??" Wkwkw #8
Krn denger suara motor brenti di depan rmh, aku dan teman yg 1 td lgsg pandang2an dan waaa.. Teriak smbl ngacir ke dlm, suami si kk plg #7
Aku dan 1 teman yg kebetulan udah siap wudhu, udah ada di ruang depan rmh si kk mau segera menunaikan sholat maghrib #6
Pas lagi pada2 siap gantian2 ke kmr mandi mau wudhu, tiba2 terdengar berhenti suara motor di depan rmh si kk #5
Kelar liqo' pas di waktu azan maghrib berkumandang, liqo'an segera ditutup dan mau segera siap2 sholat maghrib #4
Jadwalnya ngepas disitu, waktu yg lain kadang ga pas di kita2 sang mad'u atau ga ngepas di si kk yah  lah #3
Kesannya keren gtu yah kan kelar liqo' malem2 macem akhwat2 tangguh gtu, yah walaupun agak krg ahsan katanya tp ini kan keadaanya darurat #2
Sprt biasa kami yg 1 lingkaran kelar liqo' itu ba'da maghrib, dan alhamdulillahnya liqo'nya d rmh MR tercinta.. ♥my MR hihi #1

"Tali iman yang paling kuat adalah cinta karena Allah dan benci karena Allah." (HR. At Tirmidzi)

Minggu, 21 Oktober 2012

Mengambil Keputusan Itu..

      Ada banyak pertimbangan kita di dalam mengambil sebuah keputusan, salah satunya ketika kita tidak bisa membuat keputusan itu adalah karena memikirkan kemashalatan orang banyak, tidak hanya diri sendiri.
Seperti sekarang ini, sebenarnya kalau boleh jujur saya sudah sangat yakin akan keputusan yang saya ambil tapi yah lagi-lagi setiap mengambil keputusan kita juga harus memikirkan orang di sekitar kita. Sekiranya keputusan itu kita ambil apakah pas ataukah cocok dengan orang-orang yang ada di sekitar kita.
Apakah mereka merasa nyaman ataukah tidak ada yang merasa tersakiti ketika kita mengambil keputsan itu.
Yaah.. lagi-lagi memang bukan persoalan yang mudah, khususnya saya sendiri. Sebenarnya saya adalah tipe orang yang sedikit individualistik tidak tau karena apa, tapi karena saya sering merasa "hidup sendiri".     "   "Hidup sendiri" bukan berarti saya tinggal seorang diri, tidak.. tapi mungkin jika saya lihat ke dalam diri saya, bukan bermaksud bercerita sedih atau minta dikasihani, tapi mungkin karena memang itulah penyebabnya. Saya sudah lama ditinggal kedua orang tua,saya saat itu ketika papa saya sudah duluan menghadapNya  saat saya kelas tiga SD, lalu mama saya pergi juga menghadapNya saat saya kelas dua SMP, pada saat itu juga kakak saya yang tertua sedang kuliah di jogja dan abang saya  memang tinggal dengan saya, waktu itu karena alasan kami masih "terlalu kecil" dan tidak ada yang mengurus sepeninggal mama saya, saya dan abang saya harus pindah ke rumah abangnya papa saya. Yah setelah itu abang saya juga pindah ke rumah abangnya papa saya yang satu lagi. Jadilah saya semakin merasa "hidup sendiri" walau sebenarnya di rumah abangnya papa saya itu rame orang.

      Yah kembali lagi soal mengambil keputusan, sejujurnya biasanya dalam mengambil keputusan saya itu cenderung egois, karena merasa sendiri itu. Tapi sekarang sudah tidak bisa lagi, karena sudah setahun belakangan ini saya pindah rumah dan tinggal berdua dengan kakak saya. Mau tidak mau, suka tidak suka, mudah atau sulit saya harus sudah bisa mengambil keputusan yang tidak hanya untuk diri saya pribadi tapi juga untuk orang lain.
Ini juga efek positif dari keikutsertaan saya dalam sebuah keorganisasian yang bergerak dalam bidang kerohanian islam. Jujur awal-awal hingga mungkin hampir mencapai tahap akhir di keterlibatan saya dalam organisasi tersebut saya susah untuk menerima keputusan atau mengambil keputusan sesuai dengan yang disepakati jamaah. untuk saya itu begitu sulit dan terkadang berada diluar kemampuan daya pikir saya, tapi sekali lagi mau atau tidak mau, suka atau tidak suak, mudah satupun sulit saya harus sudah mulai belajar. Mulai belajar memikirkan perasaan orang lain, mulai berpikir jika saya ambil langkah ini apa dampaknya bagi orang lain. Tapi ini juga tidak selamanya benar, seperti cerita seorang ayah dan anak yang menaiki keledainya. Ketika si ayah yang menaiki keledainya dan si anak menuntun maka orang-orang yang berada disekitar mereka berkata "dasar ayah yang jahat, masa' anaknya dibiarkan menuntun keledai sementara si ayah enak-enakan menaiki keledainya". Atau ketika si anak yang menaiki keledai dan si ayah yang menuntunnya maka orang-orang disekitar mereka berkata yang lain lagi "dasar anak durhaka, mengapa ayahnya yang sudah tua dibiarkan menuntun keledai sementara ia yang masih muda dan kuat enak-enakan duduk di atas keledai" atau ketika mereka mengambil keputusan untuk menaiki keledai itu berdua maka tanggapan orang disekitar mereka juga berbeda "dasar ayah dan anak yang jahat, tega-teganya menyiksa bintang dengan menaikinya berdua, apa mereka kira keledai itu tidak bisa mati."
Yah itulah ketikapun kita mengambil keputusan dan terus-terusan mendengarkan kata orang lain, maka juga begitu hasilnya, tidak ada keputusan kita yang benar.

      Sekali waktu saya pernah bertanya dengan seorang sahabat saya yang seorang lelaki, ketika itu kami sedang ngobrol-ngobrol lewat sms, saya bertanya padanya tentang mengambil keputusan dan kemashalatan orang banyak, maka dijawabnya dengan jawaban yang saya bilang simpel tapi mengena, kurang lebih kata beliau "jikalau itu tidang melanggar syariah agama, yah ambil saja keputusan itu, kalau terus-terusan mikirin orang lain maka anti akan seperti cerita ayah,anak dan keledainya".
Sesungguhnya saya merasa yang dikatakan beliau itu adalah benar, tapi masalahnya sekarang saya sudah memilih untuk tinggal dan bersosialisasi dengan orang-orang di sekitar saya, dan berarti saya sudah jadi bagian dari mereka.
Dan saat ini sebenarnya saya juga ingin mengambil sebuah keputusan atau lebih teapatnya sebuah usaha yang harus dengan sebuah keputusan, saya tau jika dipandang dari sudut pandang agama  adalah amat baik, tapi saya tidak tau jika dipandang oleh orang-orang disekitar saya.
 Maka saat ini ketika saya mengambil keputusan tetapi tidak memikirkan kemashalatan orang banyak maka sungguh terkadang saya tidak siap mebayangkan apa yang akan terjadi ke depannya.

Sungguh diri ini amat lemah dan butuh banyak penguatan.

Wallahu'alam Bishawab

Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam sering mengucapkan
"Yaa muqallibal quluubi wal abshaari, tsabbit qalbii 'alaa dinik."
("Wahai dzat yang membolak-balikkan perasaan dan mata hati, teguhkanlah hatiku dalam agamaMu.")

Para sahabat lalu bertanya, "Wahai Rasulullah, kami beriman kepadamu dan ajaran yang engkau bawa. Adakah engkau masih mengkhawatirkan kami?" "Ya", jawab beliau, "sesungguhnya, hati itu diantara dua jari-jemari Allah. Dia membolak-balikannya dengan sekehendak-Nya."


Minggu, 14 Oktober 2012

PACARAN?? TOLONG DIPIKIRKAN LAGI..

                            بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

Ada hal yang menjadi pertanyaan besar dalam diri saya.. Dan bukannya saya sombong dan semoga Allah menjauhkan saya dari hal itu..

Pertanyaan saya yang paling besar seakarang ini adalah KENAPA ORANG MAU PACARAN?? padahal sudah tau pacaran itu banyak ga baiknya. Okelah soal pacaran itu dosa ga usah kita ikutkan, tapi sudah jelas-jelas pacaran itu menyakitkan, kenapa orang tetap juga mau pacaran.
Kenapa menyakitkan?? jujur saya dulu pernah pacaran (ini menjadi hal terbodoh yang pernah saya lakukan) , dan saya tau gimana rasanya. 
Rasanya harus memikirkan orang yang bukan "siapa-siapa kita" itu adalah hal yang paling melelahkan buat saya. Saya pernah pacaran selama 4 bulan, dan yang saya ingat pacaran saya itu hanya memikirkan dia seorang. Kira-kira dia lagi ngapain, udah makan atau belum, dia lagi pergi sama temennya, kira-kira bohong ga yah?? terus cemas takut-takut dia selingkuh. Ngecek FB,twitter,hapenya tiap hari atau kadang kita diamarah-marahin dia karena apa yang kita buat ga pas sama dia, atau terkadang dia boleh pergi sesuka hati kemana, dan kita wajib di rumah aja. Heloooooooooooooooo.. pacaran itu selain DOSA ga ada untungnya lohh.. Senengnya cuma sebentar doank pas lagi sama dia, selebihnya kita itu cemas dan makan hati tiap hari mikirin dia yang bukan sapa-sapa kita. Capek lohh, makan hati, jadi ga bermanfaat buat orang lain selain untuk si pacar. Itu juga kalo manfaat, yang ada maksiat woyyy..
Sungguh tulisan ini saya buat karena miris mendengar kisah-kisah orang yang pacaran (khususnya teman-teman saya), terus dicuekin sama pacarnya terus galau, terus nangis-nangis.. Ya Allah.. kayak ga ada yang lebih bermanfaat dari itu.
Saya bukan sombong karena saya lagi ga pacaran atau mungkin dikira ga laku karena ga punya pacar (yang ga laku ga banget kayaknya :D ) tapi yah itu tadi saya udah ngerasain yang namanya pacaran dan sedikitpun kalo saya pribadi ga ada ngerasa ada manfaat dari pacaran itu. 
Pacaran itu cuma dilakukan sama para laki-laki yang ga berani punya komitmen serius untuk nikahi seorang perempuan, dia pengen cara cepat doank yang murah biayanya supaya bisa mesra-mesraan sama tuh perempuan.. MasyaAllah.. Naudzubillah.. Semoga kita dijauhkan dari hal itu.
Dan kita perempuan yang halus sekali perasaannya bak kapas (kapas cuuyyy) ngikut aja sama tuh laki-laki dengan 1001 pesona dan gombalan. Padahal serius, si pacar itu bukan siapa-siapa kita loh.. Ingeettt.. BUKAN SIAPA-SIAPA KITA, tapi kita mau aja digombalin, dibohongi di.. dan in-in yang lainnya. Cuma orang yang pernah pacaran dan yang sampai saat ini sedang pacaran lah tau apa jawabannya. Dan untuk yang sekarang masih pacaran, khususnya perempuan tolong pikirin lagi makna pacaran itu. Pikirin dengan kepala yang bening dan hati kecil kamu bahwa sebenarnanya apa sih manfaat dari pacaran itu?? 
Manakah lebih banyak, Menyenangkan atau Malah Sakit Hati??
Manakah lebih banyak, MANFAATKAH atau MUDHARATKAH??

Tolong renungkan..

Wallahu'alam Bishwab




وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا ۖ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
Wa Lā Taqrabū Az-Ziná 'Innahu Kāna Fāĥishatan Wa Sā'a Sabīlāan


"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk." (Q.S Al-'Isra' (17) : 32)



Dari Jabir Bin Samurah Radhillahu'anhu, dari Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam: “Janganlah salah seorang dari kalian berdua-duaan dengan wanita, kerana syaitan akan menjadi ketiganya” (Hadits riwayat Ahmad dan Tirmidzi).